Acara NTU Careerfair yang dilaksanakan kemaren dan hari ini membuat mata Magha terbuka sekaligus berpikir keras, tetapi terkadang membuatnya tertawa, mengingat segala macam impian karir yang dia idam2kan di masa depan. Cuman setelah berpikir selama ini Beliau tidak menjadi seseorang yang MAKSIMAL di bidang yang beliau geluti. Banyak berusaha ke arah maksimalisasi tetapi terlalu banyak yang dispesialisasikan sehingga tidak bisa dioptimalkan (bingung khan dengan kata2nya? Aye juga bingung sih =p)
Rincian cita2, pendidikan dan karir Magha dapat di summarize sbb.
Rincian cita2, pendidikan dan karir Magha dapat di summarize sbb.
1) Ketika Beliau kecil (sekitar 4 tahunan), Beliau menonton acara televisi dan terinspirasi tentang bagaimana enaknya menjadi seorang Pilot. Menerbangkan pesawat, terlihat elegan dan dikelilingi Pramugari. Pokoknya asyik degh...
2) Beranjak ke usia 5-6 tahun. Ayah Beliau melihat bakat di diri Magha di bidang coret mencoret dan lukis melukis. Berbagai fasilitas diberikan oleh kedua orangtuanya, berbagai lomba diikutsertakan untuk mengasah bakat anak ini. Hasil yang cukup memuaskan (meskipun tidak pernah menjadi Juara I). Akhirnya orangtua dan si anak mengkonsider Career Path di Art menjadi salah satu alternatif yang baik.
3) Jenjang pendidikan dasar dan menengah memperlihatkan hasil akademis yang lumayan memuasakan untuk Magha dan kedua orangtua (kembali lagi, meskipun tidak pernah menjadi Juara). Akhirnya Future Career Path sebagai Researcher ato Scientist mengikuti jejak Sang Ayah akhirnya juga dipertimbangkan. Kadang2 Beliau berpikir sebagai Ambassy di negara lain juga terasa enak
4) Karena mendapat mujisat yang luar biasa, Magha melanjutkan SMA nya di suatu Institusi terbaik semi militer Indonesia yang memberikan Full Scholarship sebagai wakil dari Propinsi Bali. Husut punya husut, ternyata orang yang masuk ke institusi itu bukanlah orang yang berakademis terbaik melainkan orang yang mempunyai kombinasi 3 aspek (Akademis, Samapta dan Kepribadian) yang baik. Tentu saja klo berdasarkan nilai akademis semata, Magha tidak mungkin masuk SMA ini... karena masih banyak pelajar2 Bali yang jauh lebih berprestasi darinya
5) Di lingkungan semi militer SMA ini, Magha mendapat berbagai wejangan dan mulai tertarik ke Future Career Path ke arah militer (Army atau Airforce). Dengan nilai akademis yang tergolang menengah (Persaingannya dengan anak2 terbaik seluruh nusantara bo, paling banter dapet 10 besar) dan juga jabatan yang tergolong 'kuli', memperkuat keinginan Beliau untuk melanjutkan Career di bidang ini. Tapi impian itu kandas, ketika nama Magha dicoret oleh Bapak Keman Ismail dari daftar nama CaTar-CaPol dengan alasan kurang umur. "Bapak menyarankan kamu kuliah trus mendaftar lagi tahun depan!". "Ga usah Pak, mending saya sipil (non-militer red.) aja!"
6) Meskipun akademis tergolong menengah, tetapi untuk bersaing sesama pelajar seluruh nusantara untuk SPMB, nilai Magha masih tergolong mampu. Menimbang kemampuan IPA dan achievement di bidang Art, Beliau memilih masuk ke Teknik Arsitetur ITB. Tetapi, Sang Ayah menganjurkan begini:"Dibanding Teknik Arsitek mendingan Teknik Sipil aja sekalian.. Sipil bisa Ngarsitek, Arsitek ga bisa Nyipil". Akhirnya Beliau mendaftar Teknik Sipil ITB sebagai jenjang karirnya. Dan mujizat kembali terulang, Beliau dengan lancar diterima sebagai Mahasiswa Teknik Sipil 2002 ITB.
7) Hasil TPB (first Year Common Engineering) di ITB tergolong memuaskan. Beliau dan teman2 SMAnya merencanakan iseng2 ikut tes masuk uni luar negeri - NTU Singapore. Uniknya mujizat terjadi kembali. Magha terbang ke Singapore, meskipun tidak mendapat Scholarship yang maksimal. Singapore Tution Grant dan Fee Loan bisa dipertimbangkan sebagai dana penunjang selama di Spore...
8) Jurusan Mechanical and Production Engineer (MPE) dianggap jurusan yang lebih "gue banget" oleh Magha dibandingkkan Civil and Environmental Engineer (jurusan lama di ITB). Karir di MPE/MAE pun dijalankannnya. Menuju ujung masa kuliahnya di NTU, nilai akademis yang didapat juga cendurung pas pasan (2nd Class Honour wannabe) compare to anak2 Indonesia satu jurusan di MPE/MAE (dari 24 orang, 11 orang pernah masuk sebagai Dean's List). Dengan hasil akademis yang tidak mungkin sebagai 1st Clas Honour, Advance Career sebagai Mechanical Production Engineer di company yang ternama pun kayaknya perlu didapat melalui kerja yang lebih keras.
Tapi despite of that, sampai sekarang Magha tetap bersyukur kepada Tuhan YME atas segala tuntunan hidup sampai sekarang ini. Semoga tetap diberikan jalan yang terang di masa depan.
Pilot, Art Designer, Researcher, Scientist, Ambassy, Army, Airforce, Architect, Civil Engineer, Mechanical Production Engineer... Which path would you choose?
1 comment:
Cita2nya menarik, range area of interestnya lebar buanget, hahaha. Adoh, masi muda koq, Om... di depan mungkin masi lebih banyak lagi option buat career path =D Yosh, semangat!
Post a Comment